Kamis, 31 Desember 2009

RINTISAN SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL

Dalam rangka menuju SBI, sebagian sekolah berlomba-lomba menghadirkan konsultan untuk membantu proses persiapan sekolah, sehingga pada masa akreditasinya mendatang dapat sukses sesuai dengan harapan.

Dengan semangat bahu membahu, seluruh warga sekolah mulai Kepala Sekolah sampai dengan tukang kebun dimaksimalkan untuk meraih predikat SBI.
SBI sendiri, secara sederhana dan awam sekali identik dengan durasi waktu disekolah lebih panjang dibanding dengan sekolah yang belum memiliki standar. Bagi sebagian orang tua tentu sangat bersyukur dengan adanya program tersebut, minimal anak-anaknya tetap dalam pengawasan pihak sekolah.

Tetapi perlu diingat bahwa, semua pasti ada konsekwensinya. Khususnya bagi siswa-siswi muslim. RSBI-SBI hendaknya juga mencakup pengawasan anak didik sampai dengan implementasi kegiatan ibadah Mahdhoh. (khususnya Shalat Dhuhur dan Shalat Ashar). Karena jika hal tersebut diabaikan, bukan tidak mungkin siswa-siswi akan berkutat pada pelajaran umum, tanpa diikuti penunaian kewajiban sebagai muslim.

Sehingga sangat mutlak bagi sekolah-sekolah yang notabene memiliki siswa muslim mayoritas, juga sebagai persyaratan standar SBI, mutlak ditambahkan syarat-syarat lain seperti :
1. Tempat Ibadah (Masjid, Mushala atau ruangan kelas) dan fasilitas lainnya (mck-wudhu), yang kapasitasnya cukup dengan jumlah murid.
2. Penyesuaian jadwal KBM (kegiatan Belajar Mengajar) yang disesuaikan dengan jadwal umum shalat Dhuhur dan Ashar. misalnya dengan memindahkan jam istirahat disesuaikan dengan waktu shalat dhuhur dan ashar.
3. Penertiban dan penunaian shalat Dhuhur dan Ashar secara berjamaah dengan melibatkan siswa-siswi.
4. Standarisasi output pengetahuan dan wawasan agama, serta ketrampilan agama bagi siswa didik dengan mengefektifkan peran manajemen masjid dan majlis taklim.
5. Teladan dari Bpk/Ibu Guru dalam pelaksanaan Ibadah Shalat Dhuhur dan AShar

Penulis termasuk yang was-was terkait dengan implementasi SBI dimasa mendatang tanpa pembiasaan diri siswa dalam beribadah dan mengingat tuhannya.

Mari, cegah dan tangkal budaya sekulerisme barat, pendidikan boleh kita tiru, tetapi harus kita sempurnakan, karena kita yakin, setelah mati nanti kita akan dikirimi bantuan hukum dari ilmu yang kita berikan pada anak didik kita. jika ilmu baik akan menjadi investasi kebaikan, jika ilmu jelek/kebijakan jelek, tentu saja akan dikirimi dosa......
wallahu a'lam bi syawab...
yang hendaknya ada penertiban mengenai pelaksanaan Ibadah ShalatDhuhur dan Ibadah Shalat Ashar, dengan beberapa menyediakan ruangan/mushala/masjid sesuai dengan jumlah siswa memiliki siswa muslim